Setelah penantian panjang selama lima tahun, event retreat yang dinanti-nantikan akhirnya kembali diadakan. Dengan semangat baru dan harapan untuk kebersamaan yang lebih erat, retreat kali ini menjadi momen spesial untuk refleksi diri, memperkuat ikatan, dan mengisi kembali energi spiritual. Acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk beristirahat dari kesibukan sehari-hari, tetapi juga kesempatan untuk kembali terkoneksi dengan diri sendiri, sesama, dan tujuan hidup yang lebih besar. Mari bersama-sama memuji dan membesarkan Nama Tuhan melalui retreat ini, yang siap memberikan pengalaman berkesan bagi kita semua.
Macam macam problem yang sering ada pada diri kita adalah bentuk dari manifestasi dosa?
Seberapa jauh standar/nilai-nilai dunia membentuk kita?
New perspective yang akan sangat contradictive dari standar dunia.
Refleksi tentang perspective lama (Dunia) kita, dan apa komitmen kita untuk dapat diubahkan ke perspective yang baru (Gospel)?
Apa aksi konkrit kita setelah diubahkan ke new perspective (Gospel)?
01 | 16:30 - 17:00Lokasi: GIA Darmo Harapan | Registrasi & Doa Bersama |
02 | 17:00 - 20:00Lokasi: - | PerJalanan Ke Hotel Tidar |
03 | 20:00 - 20:30Lokasi: Aula | Ice Breaking |
04 | 20:30 - 22:00Lokasi: Aula | Opening : The Problem of IdentityPdm. Petrus |
05 | 22:00 - 22:15Lokasi: Aula | Pengumuman |
06 | 22:15 - 06:00Lokasi: Kamar Masing - Masing | Istirahat |
01 | 06:00 - 07:00Lokasi: Kamar masing - masing | Saat TeduhKetua Kamar |
02 | 07:00 - 07:30Lokasi: Ruang Makan | Breakfast |
04 | 07:30 - 10:00Lokasi: Outdoor | Outbond |
05 | 10:00 - 11.30Lokasi: Kamar Masing - Masing | Mandi + Istirahat |
06 | 11:30 - 12.00Lokasi: Ruang Makan | Makan Siang |
07 | 12:00 - 13:30Lokasi: Aula | Session 1 : Identity DistortionEv. Joy Manik |
08 | 13:30 - 14:30Lokasi: - | Sharing Session |
09 | 14:30 - 15:00Lokasi: Ruang Kelas Masing - Masing | Snack Time |
10 | 15:00 - 17:00Lokasi: Aula | Session 2 : Identity On ChristEv. Joy Manik |
11 | 17:00 - 18:00Lokasi: Kamar masing - masing | Mandi |
12 | 18:00 - 18:30Lokasi: Ruang Makan | Makan Malam |
13 | 18:30 - 21:00Lokasi: Aula | KKR : How Christ Be My IdentityEv. Joy Manik |
14 | 21:00 - 22:00Lokasi: Outdoor | Refleksi & Api UnggunPdt. Menahem L. |
15 | 22:00 - 22:30Lokasi: Ruang Makan | Snack Time |
16 | 22:30 - 06:00Lokasi: Kamar masing-masing | Istirahat |
01 | 06:00 - 07:00Lokasi: Kamar masing-masing | Saat TeduhKetua kamar |
02 | 07:00 - 08:00Lokasi: Outdoor | Senam PagiInstruktur Senam Terbaik Internasional 2024 |
03 | 08:00 - 08:30Lokasi: Ruang Makan | Breakfast |
04 | 08:30 - 09:30Lokasi: Kamar Masing - Masing | Mandi & Packing |
05 | 09:30 - 12:00Lokasi: Aula | Session 3 : Gospel LifestylePdt. Menahem L. |
06 | 12:00 - 12:30Lokasi: Aula | Awarding |
07 | 12:30 - 13:00Lokasi: Aula | Closing |
08 | 13:00 - 13:30 | Persiapan kembali ke Surabaya |
09 | 13:30 - 16:45 | Perjalanan ke Surabaya |
10 | 16:45 - 18:45 | Ibadah Bersama di Darmo Sore |
Lahir pada tanggal 13 November 1977 adalah hamba Tuhan yang melayani di GKI Pregolan Bunder, Surabaya dan melayani di Evangelism Explotion International. Beliau menyelesaikan studi Sarjana Theologi (S.Th.) di Sekolah Tinggi Theologi Injili Indonesia (STII) Surabaya dan Master of Divinity (M.Div.) di Sekolah Tinggi Theologi Aletheia, Lawang.
Lahir pada tanggal 04 Juni 1979 adalah Pendeta yang melayani di Gereja Isa Almasih Surabaya dan melayani sebagai Dosen LB di UK. Petra. Beliau menyelesaikan studi theologia (M. Div.) di Trinity Theological College, Singapura. Beliau menikah dengan Elizabeth P. Tjandra dan dikaruniai seorang putri Marilyn Nasya Soetedja.
Lahir pada 28 Maret 1990, melayani sebagai tenaga fulltime di Gereja Isa Almasih Surabaya. Pdm. Petrus Purnomo menyelesaikan studi Sarjana Teologi (S.Th) di Sekolah Tinggi Teologia Abdiel yang bertempat di Ungaran dan melanjutkan studi Magister Teologi (M.Th) di Sekolah Tinggi Theologia Reformed Indonesia, Jakarta.
(1 Yohanes 2 : 28 - 1 Yohanes 3 : 10)
Seorang teman mengamati foto-fotonya hasil jepretan saya, lalu menunjuk bagian-bagian tubuh yang dianggapnya tidak sempurna.
Saya memintanya untuk melihat lebih dekat lagi.
“Aku melihat putri cantik kesayangan Raja segala Raja yang Mahakuasa,” kata saya.
“Aku melihat sosok seseorang yang sangat mengasihi Allah dan sesama, yang kebaikan, kemurahan, dan kesetiaannya yang tulus telah memberi dampak dalam hidup begitu banyak orang.”
Ketika melihat air mata menggenang di matanya, saya berkata, “Kurasa kamu butuh mahkota!” Sore itu kami memilih mahkota yang sempurna untuk teman saya agar ia tidak pernah melupakan identitas sejatinya.
Ketika kita mengenal Yesus secara pribadi, Allah memahkotai kita dengan kasih dan menyebut kita anak-anak-Nya (1 Yoh. 3:1).
Dia memberi kita kekuatan untuk memelihara iman kita sehingga kita “beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya” (2:28).
Meski Dia menerima kita apa adanya, kasih-Nya menyucikan dan mengubah kita makin menyerupai Dia (3:2-3).
Allah menolong kita menyadari kebutuhan kita akan Dia, dan bertobat saat kita bersukacita karena dimampukan untuk berpaling dari dosa (ay. 7-9).
Kita dapat hidup dalam kesetiaan, ketaatan, dan kasih (ay. 10), sementara kebenaran-Nya tinggal dalam hati kita dan Roh-Nya hadir dalam hidup kita.
Hari itu teman saya sebenarnya tidak membutuhkan mahkota atau perhiasan. Namun, kami berdua butuh diingatkan tentang nilai kita sebagai anak-anak Allah yang terkasih.
Renungkan dan Doakan
1. Peristiwa apa yang paling berkesan (kita anggap paling istimewa) dalam hidup kita?
2. Mengapa kita berharga di mata Allah??
(2 Korintus 5 : 14-21)
“Saya bukanlah diri saya yang dulu. Saya adalah manusia baru.”
Kata-kata sederhana yang diucapkan putra saya di hadapan para murid dalam suatu pertemuan sekolah itu menggambarkan perubahan yang telah Allah lakukan dalam hidupnya.
Geoffrey pernah menjadi pencandu heroin yang menilai dirinya menurut dosa dan kesalahan yang pernah ia lakukan. Namun, sekarang ia melihat dirinya sebagai anak Allah.
Alkitab menguatkan kita dengan janji ini:
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17).
Terlepas dari siapa kita dahulu atau apa yang pernah kita lakukan di masa lalu, ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus untuk diselamatkan dan menerima pengampunan yang ditawarkan melalui salib-Nya, kita menjadi manusia baru.
Sejak peristiwa di Taman Eden, pelanggaran dan dosa telah memisahkan kita dari Allah, tetapi kini Dia “dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya,” dan “tidak memperhitungkan” pelanggaran kita (ay. 18-19).
Kita adalah anak-anak yang sangat dikasihi-Nya (1 Yoh. 3:1-2), dibasuh bersih dan dijadikan baru untuk semakin serupa dengan Anak-Nya.
Tuhan Yesus membebaskan kita dari dosa dan kuasanya, serta membawa kita ke dalam hubungan yang baru dengan Allah.
Kini kita bebas untuk tidak lagi hidup bagi diri sendiri, melainkan “untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk [kita]” (2 Kor. 5:15).
Sekarang, marilah kita mengingat bahwa kasih-Nya yang mengubahkan itu mendorong kita untuk hidup dengan identitas dan tujuan yang baru.
Kita pun dimampukan untuk mengarahkan orang lain kepada Juruselamat kita, Pribadi yang sanggup menjadikan mereka baru juga!
Renungkan dan Doakan
1. Hal apa yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita telah memulai awal yang baru bersama Tuhan?
2. Bagaimana kita dapat lebih konsisten hidup sebagai ciptaan baru?